![](https://www.grebegumkmdiy.com/wp-content/uploads/2020/08/bg_rayya-768x960-min.jpg)
Menjaga Bumi Lewat Kulit Nabati.
Di tengah putaran dunia yang berderap kian cepat, Rayya Stories memilih kembali menghidupkan yang klasik dan mengedukasi penggemar produk kulit untuk menghargai sejarah dan proses yang lebih ramah lingkungan.
Muhammad Lutfi dan Yety Prasetyorini mula-mula berkecimpung di bisnis kulit sapi lembaran. Komitmen untuk mengurangi residu pengolahan kulit yang membahayakan kesehatan memunculkan gagasan agar kerajinan kulit ‘naik tingkat’.
Sejak 5 Juni 2014, mereka mulai bergerak. Komitmen untuk mengurangi residu pengolahan kulit yang membahayakan kesehatan memunculkan gagasan agar kerajinan kulit ‘naik tingkat’. Mereka lalu bergerak di industri hilir dan membuat produk kulit siap pakai, dengan sedapat mungkin meminimalkan dampak lingkungan.
Pilihan pun jatuh pada proses penyamakan menggunakan bahan nabati dan pengolahan air limbah melalui tiga tahap aerasi. Tak cukup sampai di situ, produk-produk Rayya Stories pun terasa kian otentik dengan diaplikasikannya teknik jahit tangan. Bagi Lutfi dan Yety, jahit tangan tidak hanya membuat produk lebih tahan lama dan unggul secara estetika, tetapi juga memberdayakan lebih banyak perajin dengan upah lebih layak. Mengusung misi “Menyediakan produk gaya hidup yang berkualitas sekaligus fungsional dan fashionable buat konsumen”, UMKM dampingan Bank Indonesia Yogyakarta sejak 2018 ini, kini mulai merambah pasar dunia, salah satunya Amerika Serikat.